Ibu-ibu dan Kebiasaan Mengantre

32540457_1306427686155733_1653073186415181824_n

Selamat datang Ramadan!

Bagaimana kabar teman-teman semuanya? Kalau saya sih

alhamdulillah kabar baik saja

Sudah empat hari berpuasa, sudah empat hari merasakan buka, sudah empat hari bergelut dengan ibu-ibu berebut antrean takjil….

Sebagai anak perempuan tertua di keluarga, tahun ini saya diberi tugas yang cukup melelahkan batin di tiap senja menjelang berbuka. Tugas apa yang paling melelahkan batin apalagi kalau bukan berburu takjil, hahaha!

Kenapa? Kok bisa?

Begini, kita semua sama-sama tahu, tidak perlu statistik atau pun data, ibu-ibu adalah kaum mayoritas yang mendominasi perburuan takjil. Dari 10 antrean, bisa dipastikan separuhnya atau bahkan lebih adalah ibu-ibu.

*kemudian ibu-ibu nasidaria protes*

belum tentu

Tapi emang bener gitu kok buk…

tanpa bukti yang nyata siapa yang kan percaya

Oke bhaique ibuk… *angkat bendera putih*

Dan seperti sudah terpatri dalam diri saya bahwa ibu-ibu, adalah makhluk yang terkadang bisa menjadi menyebalkan apalagi kalau sudah menyangkut ke persoalan antre-mengantre.

Tapi nggak papa kok, saya rela merasa kesal karena toh

32751462_10214623808583248_1979979498254237696_n

Sesungguhnya, apa sih yang menjadi penyebab mengapa banyak ibu-ibu yang suka sekali menyerobot antrean?

berpikir pernahkah engkau berpikir

Saya akhirnya mengambil keputusan sepihak soal penyebab mengapa ibu-ibu menjadi makhluk hidup yang paling suka menyerobot antrean.

Pertama, karena ibu-ibu adalah perempuan.

Fakta tidak tertulis yang sama-sama kita telah sepakati bersama adalah bahwa perempuan tidak pernah salah, dan ibu-ibu adalah perempuan. Jadi, wajar apabila ibu-ibu dengan santainya menyerobot antrean tanpa peduli perbuatannya yang dilakukan benar atau salah. Karena bagi mereka semuanya benar huhuhu.

wp-1517234341589.
Meme ini menggambarkan betul kalau ibu-ibu nggak bisa diminta antre

Kedua, karena ibu-ibu lebih mengerti pahitnya kehidupan.

Pada dasarnya, setiap ibu-ibu ingin memberikan pelajaran berharga bagi siapa saja dan kapan saja. Dalam hal menyerobot antrean, ibu-ibu ingin mengajarkan kepada kita soal satu hal, “bumi yang kau pijak, hidup yang kau jalani memang kejam nak, sangat kejam. Jadi, berlatihlah untuk sabar jika antreanmu saya serobot. Karena dunia yang akan kamu hadapi nanti, jauh lebih kejam ketimbang apa yang ibu lakukan… Percayalah…”

ayo eling, ayo eling
Lho, bapak kenapa ada di sini?

Ketiga, karena ibu-ibu punya keistimewaan.

Aih, kita semua sudah tahu. Sejak kecil, ada satu kalimat berupa hadits yang diajarkan oleh guru-guru di sekolah dan tentu akan selalu kita ingat sampai akhir hayat,

Surga ada di telapak kaki ibu

Mutlak, kalau sudah bawa-bawa surga, saya sudah tidak bisa melanjutkan. Hehehe, lebih baik

WhatsApp Image 2018-05-20 at 20.32.55

Saking kesalnya, kemarin saya cerita ke Umi masalah serobot antre-mengantre ini.

“Mi, aku tuh suka kesel kalau diminta beli takjil”

Lho kenapa?

“Banyak banget ibu-ibu yang nyerobot antrean pas lagi beli gorengan huhuhu”

Eh, kamu kan calon ibu

“Oh iya ya, hmm”

Iya, memang cerita yang sangat singkat. Oh iya, di sini kita perlu sama-sama tahu ya

WhatsApp Image 2018-05-20 at 20.33.07

Jadi, inti dari cerita ini apa? Sepertinya cuma satu. Intinya adalah, tidak ada yang bisa kita perbuat jika antrean kita diserobot ibu-ibu selain hanya berpasrah diri. Inti lainnya: nggak ada, saya cuma mau pamer meme aja karena bingung harus nulis apa hahaha.

maafkanlah kelemahan diriku

Selamat menjalankan ibadah puasa teman-teman semuanya! Ramadan kareem.

Meme

21 pemikiran pada “Ibu-ibu dan Kebiasaan Mengantre

  1. hahaha, beneran aku lebih fokus sama Memenya, apalagi yang dia masuk di magicom itu, gimana bisa gitu, kayak nyata šŸ˜€ šŸ˜€ šŸ˜€

    • Emang normalnya fokus sama meme kali ya kak, lebih banyak meme ketimbang tulisannya sih wkwkwk šŸ˜‚
      Itu beneran masuk mejikjer lho kepala ibu-ibunya, kak Ikha belum nonton iklan Ramayana yang baru ya? Coba gih nonton kak šŸ˜‚

      • Wkwkwk, iyakaah. aku belum liat iklan ituu. Ah, kudet aku googling dulu aah.. šŸ˜€ šŸ˜€ šŸ˜€